Pelatih Sriwijaya FC Palembang, Widodo Cahyono Putro, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Wasit Masril asal Batam, Kepulauan Riau, usai timnya bermain imbang 3-3 dengan tuan rumah Persela Lamongan, Minggu malam (11/11/16).
Di sesi post match press conference, mantan pelatih Persela Lamongan tersebut lebih banyak berkomentar terkait kepemimpinan wasit, ketimbang mengomentari pemainan timnya dan permainan lawan.
Pengadil lapangan dinilai melakukan banyak kesalahan, seperti banyaknya kejadian yang tak seharusnya jadi pelanggaran dan pelanggaran keras yang tak berujung kartu.
Bahkan Widodo yakin tidak hanya dirinya saja yang kecewa dengan kepemimpinan wasit, tuan tumah Persela pun juga merasakannya.
''Saya kecewa dengan kepemimpinan wasit. Saya kira baik Sriwijaya FC dan Persela sama-sama dirugikan oleh wasit,'' ujarnya.
Widodo menegaskan bahwa sorotan kepada wasit bukan karena timnya kalah atau menang. Tapi lebih karena banyak yang harus dibenahi dalam turnamen ini, terutama soal kualitas wasit.
''Ada pelajaran di turnamen ini. Bagaiamana kalau internasional match kl kepemimpinan wasit seperti itu. Bisa 10 kartu merah itu. Jadi harus ada pembelajaran. Dari mana kalau tidak dari kita yang di lapangan. Saya bicara soal wasit bukan karena tim saya kalah atau menang. Saya tidak membela diri,'' ungkapnya.
''Kalau kepemimpinan wasit seperti ini, bagaiamana dengan aset bangsa, aset timnas. Jangan dirusak. Bagaiamana caranya pemain muda bisa berkembang, seperti Dendy misalnya (penyerang Persela, red),'' imbuhnya.
Diketahui, pertandingan antara Persela menjamu Sriwijaya FC Palembang berlangsung cukup menarik. Bahkan kerasnya pertandingan menyebabkan bek kiri Persela, Eky Taufiq dan Striker muda Persela, Dendy Sulistyawan, harus ditandu keluar lapangan karena mengalami cidera kaki.
Ironisnya, cidera kaki yang diderita Dendy Sulistyawan akibat dijegal cukup keras oleh bek Sriwijaya FC, Mauricio Aparecido, tidak berbuah pelanggaran.
Penulis: Andika Hangga P