Sementara itu, dengan mundurnya jadwal pelaksanaan Indonesia Super League 2015 digunakan oleh manajemen Persela Lamongan untuk berbenah kembali. Salah satu yang disoroti adalah masalah tiketing. Salah satu sumber pendapatan Persela Lamongan dalam mengarungi ISL adalah tiketing, dan untuk musim ini diproyeksikan pemasukan dari tiketing mencapai 2,5 Milyar.
Dengan masih adanya waktu dalam kick off ISL 2015, manajemen Persela Lamongan mewacanakan untuk menggunakan tiket elektronik bagi penonton yang akan masuk ke Stadiun Surajaya Lamongan pada musim ini. Persela mendapatkan tawaran dari salah satu Bank BUMN untuk menggunakan tiket elektronik sebagai sarana masuk stadiun, kedepan industri sepak bola indonesia harus less cash atau menghilangkan transaksi tunai. Hal ini diambil karena manajemen ingin memperbaiki sistem tiketing pada stadiun dan juga pemasukan yang akan diterima oleh klub.
Jika benar tiket elektronik nanti digunakan di Stadiun Surajaya, maka langkah pertama suporter akan diminta untuk membeli kartu elektronik tersebut. Langkah kedua dari kartu tersebut dapat diisi ulang sesuai nominal Rupiah yang diinginkan. Dan dari saldo yang terdapat dalam kartu elektronik tersebut yang akan digunakan untuk masuk ke dalam stadiun dengan cara di gesek di EDC (Electronic Data Capture)